Always cheers and keep smiling!!! ^_^

Senin, 17 September 2012

SMT7-Catatan Kuliah Pekan 1

10 September 2012
KONSERVASI 4

RESTORASI ESTETIK DAN KOSMETIK

  • Erupsi ektopik, ex: gigi C erupsi di tempat I2.
  • Golden proportion => perbandingan anggota tubuh yang ideal.
  • Gigi maskulin lebih bersudut, sedangkan gigi feminim lebih membulat.
  • Warna gigi ditentukan oleh dentin, sedangkan enamel bersifat translusen (seperti transparan) yang hanya memproyeksikan warna dentin (sebagai warna gigi).
  • Posisi gigi yang baik tidak hanya dilihat dari estetik, tetapi juga fungsi gigi.
  • Ameloplasty => pengurangan sedikit enamel untuk estetik.
  • Bleaching => pemutihan warna gigi menggunakan H2O2 30-40%, akibat gigi berubah warna, misal karena fluorosis, gigi nonvital.

ORAL MEDICINE 2

KELAINAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT AKIBAT GANGGUAN ENDOKRIN

  • Ex: epulis gravidarum.
  • Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran kelenjar, hasil langsung disekresikan ke aliran darah melalu kapiler-kapiler.
  • Kelenjar eksokrin mengeluarkan produknya ke luar tubuh melalui saluran khusus.
  • Hormon merupakan senyawa kimia yang disekresikan oleh sel endokrin ke aliran darah atau cairan tubuh lainnya dan menimbulkan efek fisiologis.
  • Berdasarkan daerah kerja hormon: 1) Hormon umum yaitu bekerja jauh dari tempat asalnya, ex: estrogen, insulin, acth. 2) Hormon lokal.
  • Otokrin, yaitu hormon aktif dalam sel itu sendiri (sel penghasil), sedangkan parakrin, yaitu hormon aktif di sekitar sel penghasil.
  • Sistem pengatur utama fungsi tubuh (mengatur kerja sel dalam tubuh): 1) Sistem saraf, 2) Sistem hormonal.
  • Sistem hormonal sebagai pengaturan: 1) Fungsi metabolisme seluler, ex: insulin mengubah glukosa menjadi glikogen. 2) Kecepatan reaksi kimia di dalam sel. 3) Transpor zat melalui membran sel. 4) Aspek metabolisme.
  • Sel target adalah sel yang dipengaruhi secara khusus oleh suatu hormon tertentu.
  • Mekanisme kerja hormon: 1) Pengaktifan sistem AMP siklik sel. 2) Pengaktifan gen sel.
  • Kelenjar yang berperan penting dalam mekanisme kerja hormon: 1) Hipothalamus di otak sebagai fungsi releasing. 2) Pituitari, terutama anterior. 3) Kelenjar endokrin, terutama mayor (mempunyai pengaruh besar), ex: tiroid, adrenal korteks, gonad, pankreas.
11 September 2012
ORTODONTI 2

PERANTI ORTODONTI LEPASAN (POL)

  • Sifat POL: 1) Aktif => aktif menggerakkan gigi, seperti pegas, sekrup, ex: gigi I1 palatoversi, pegas di palatal aktif mendorong gigi ke labial. 2) Pasif => mempertahankan hasil perawatan aktif yang sudah selesai dari POL, ex: peranti retensi.
  • Peranti fungsional => kalo gak ada komponen aktif, walaupun bisa mempengaruhi otot dan posisi gigi, maka dikatakan peranti fungsional bersifat pasif. Kalo ada komponen aktif, maka peranti fungsional bersifat aktif.GGT = Growth Guidance Treatment, ex: peranti fungsional => dapat mengarahkan pertumbuhan gigi ke arah mana.
  • Komponen retensi:
    • mempertahankan peranti agar tidak mudah lepas, stabil dalam RM.
    • komponen aktif baik jika komponen retensi baik.
    • letak retensi clasp Adam di undercut di mesiobukal dan distobukal.
    • adanya jarak antara kawat dengan gigi bertujuan agar kawat mudah dilepas.
    • clasp Adam ganda gak bisa untuk gigi protrusi dan rotasi.
    • diameter clasp Adam untuk gigi kaninus = 0,6 mm.
    • clasp C = half jackson.
    • clasp Shouthend bisa untuk gigi protrusi dan rotasi.
    • pada clasp Inman, LUP bisa digunakan untuk adjustment.
    • busur labial pendek dan mengikuti kontur gigi berfungsi untuk retensi.
  • Komponen aktif:
    • untuk meningkatkan defleksi kawat, dengan menambah panjang kawat dengan cara menambah bentukan koil (d=3mm).
    • d<0,5 mm menyebabkan distorsi, maka dimasukkan dalam tabung penyangga dengan diameter yang sama agar stabil.
    • kantilever tunggal memiliki diameter besar (0,6 mm), cocok untuk gigi berukuran besar seperti gigi premolar dan molar.
    • tag tertanam dalam akrilik.
    • koil dibuat dekat tag.
    • gigi yang mau digerakkan harus bebas dari akrilik.
    • letak koil berlawanan dengan arah gerak gigi.
    • di RB, koil dibuat dua karena armnya lebih pendek.
    • pegas bukal untuk gigi kaninus yang eksostema.
    • pegas vestibular untuk mendorong gigi ke palatal.
    • aktivasi busur labial, syaratnya harus ada: 1) overjet, 2) sela/celah antara plat akrilik dan gigi, 3) diastema untuk ruang gigi yang digerakkan.
    • cara aktivasi busur labial dengan mengecilkan LUP U.
    • busur labial pegas apron dan Mills bow mempunyai defleksi besar, cocok untuk gigi dengan overjet besar, protrusi parah.
    • sekrup Fisher: 1) sagital anterior, ditambah pegas Coffin di posterior. 2) sagital posterior letak di premolar. 3) sagital anterior-posterior letak di kaninus.
    • sekrup bertoni untuk ekspansi ke tiga arah. Prinsipnya sama seperti pegas Y, tapi pegas Y pakai dua sekrup Fisher sedangkan sekrup bertoni cukup satu sekrup bertoni saja.

12 September 2012
THT

ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG DAN SINUS PARANASAL

·         os. Nasal merupakan tulang keras dari hudung, sehingga sering terkena trauma atau fraktur.
·         Septum nasi memisahkan hidung dextra dan sinistra.
·         Choanae merupakan pintu yang menghubungkan cuvum nasi dan nasofaring.
·         Kiesselbach merupakan pleksus penting, mukosanya sangat tipis, sehingga mudah berdarah.
·         Pada udara dingin, jarang terjadi mimisan karena vasokonstriksi, sedangkan pada udara panas, sering terjadi mimisan karena vasodilatasi.
·         Kompleks Osteo Meatal (KOM) = Meatus nasi medius.
·         Sinus ethmoidalis terdiri dari sekat-sekat, ruang-ruang kecil. Sering terjadi sinusitis karena sulit drainase.
·         Lamina papirasea merupakan lapisan tipis antara sinus ethmoidalis dan rongga orbita.
·         Jika konka superior tidak bisa terbentuk, aliran sinus sphenoid menuju resesus ethmoidalis.
·         Bula ethmoid => bulatan yang besar di antara bulatan/ruang di sinus ethmoidalis.
·         Sinus maksilaris sering mengalami sinusitis karena memiliki saluran yang terletak di atas.
Udara yang masuk ke paru-paru harus hangat, dengan tempertaur ideal 36-37oC. ketika udara dingin, konka membesar untuk menghangatkan udara yang masuk.


*maap kalo ada yang kurang